Sabtu, 22 Oktober 2011

Saudariku, Berjilbablah Sesuai Ajaran Nabimu!


Islam adalah ajaran yang sangat sempurna, sampai-sampai cara berpakaian pun dibimbing oleh Allah Dzat yang paling mengetahui apa yang terbaik bagi diri kita. Boleh jadi sesuatu yang kita sukai, baik itu berupa model pakaian atau perhiasan pada hakikatnya buruk menurut Allah. Allah berfirman,

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal itu adalah baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal sebenarnya itu buruk bagimu, Allah lah yang Maha mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al Baqoroh: 216).

Oleh karena itu, marilah kita ikuti bimbingan-Nya dalam segala perkara termasuk mengenai cara berpakaian.

Perintah dari Atas Langit

Allah Ta’ala memerintahkan kepada kaum muslimah untuk berjilbab sesuai syari’at. Allah berfirman,
  “Wahai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu serta para wanita kaum beriman agar mereka mengulurkan jilbab-jilbab mereka ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka mudah dikenal dan tidak diganggu orang. Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (Al Ahzab: 59)


Ketentuan Jilbab Menurut Syari’at

Berikut ini beberapa ketentuan jilbab syar’i ketika seorang muslimah berada di luar rumah atau berhadapan dengan laki-laki yang bukan mahrom (bukan ‘muhrim’, karena muhrim berarti orang yang berihrom) yang bersumber dari Al Qur’an dan As Sunnah yang shohihah dengan contoh penyimpangannya, semoga Allah memudahkan kita untuk memahami kebenaran dan mengamalkannya serta memudahkan kita untuk meninggalkan pakaian yang melanggar ketentuan Robbul ‘alamiin.


Pertama
Pakaian muslimah itu harus menutup seluruh badannya kecuali wajah dan kedua telapak tangan (lihat Al Ahzab: 59 dan An Nuur: 31). Selain keduanya seperti leher dan lain-lain, maka tidak boleh ditampakkan walaupun cuma sebesar wang shiling, apalagi sampai mendadahkan. Bahkan sebagian ulama mewajibkan untuk ditutupi seluruhnya tanpa dikecuali.

Kedua
Bukan pakaian perhiasan yang menarik perhatian seperti yang banyak dihiasi dengan gambar bunga apalagi yang warna-warni, atau disertai gambar makhluk bernyawa, apalagi gambarnya lambang parti politik!!!; ini bahkan boleh menimbulkan perpecahan diantara sesama muslimin. Sadarlah wahai kaum muslimin…

Ketiga
Harus longgar, tidak ketat, tidak nipis dan tidak sempit yang mengakibatkan lekuk-lekuk tubuhnya nampak atau nampak bhg. dalam. Cermatilah, dari sini kita boleh menilai apakah jilbab mini yang nipis dan ketat yang banyak dikenakan para mahasiswi maupun wanita-wanita di sekitar kita dan bahkan para artis itu sesuai syari’at atau tidak.

Keempat
Tidak memakai wangi-wangian atau parfum karena dapat memancing syahwat lelaki yang mencium keharumannya. Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,  

“Jika salah seorang wanita diantara kalian hendak ke masjid, maka janganlah sekali-kali dia memakai wewangian.” (HR. Muslim).

Kalau pergi ke masjid saja dilarang memakai wangian lalu bagaimana lagi para wanita yang pergi ke kolej, universiti, ke pasar-pasar bahkan berdesak-desak dalam bas dengan parfum yang menusuk hidung?! Wallahul musta’an.

Kelima
Tidak menyerupai pakaian laki-laki seperti memakai seluar panjang, baju t-shit dan semacamnya. Rasulullah melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan dan perempuan yang menyerupai laki-laki (HR. Bukhari)

Keenam
Tidak menyerupai pakaian orang-orang kafir. Nabi senantiasa memerintahkan kita untuk menyelisihi mereka diantaranya dalam masalah pakaian yang menjadi ciri mereka.

Ketujuh
Bukan untuk mencari popular. Untuk apa mencari popular wahai saudariku? Apakah anda ingin terjerumus ke dalam neraka hanya demi popular?? Lihatlah isteri Nabi yang cantik Ibunda ‘Aisyah rodhiyallohu ‘anha yang dengan patuh menutup dirinya dengan jilbab syar’i, bukankah kecerdasannya amat masyhur di kalangan ummat ini? Wallohul muwaffiq.

sumber; Jilbab Wanita Muslimah karya Syaikh Al Albani rahimahullah.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan